Manajemen trafik merupakan suatu hal yang penting
untuk mengatur berbagai hal pada
jaringan
ATM. Manajemen trafik pada jaringan ATM memiliki fungsi, yaitu :
- Untuk mengatasi kongesti pada jaringan sehingga kinerja jaringan yang baik dapat tercapai.
- Untuk menghasilkan efisiensi dan optimasi penggunaan resource pada jaringan. Ada dua metode yang umum yang diimplementasikan pada jaringan ATM yaitu Call Admission Control (CAC) dan Usage Parameter Control (UPC).
Manajemen trafik pada
jaringan ATM dilakukan dengan menyediakan Quality of Services (QoS)
untuk berbagai jenis trafik yang berbeda. Dalam manajemen trafik ada beberapa
parameter dan juga komponen -komponen yang menjadi kunci bagaimana agar
penerapan manajemen trafik ini memberikan hasil yang baik terhadap kinerja
jaringan ATM.
Quality of
Service (QoS)
Salah
satu kelebihan dari jaringan ATM adalah kemampuannya menyediakan Quality of
Service (QoS) yang dibutuhkan oleh suatu layanan. QoS menjamin bahwa suatu
layanan akan mendapatkan resource jaringan yang dibutuhkannya. Ada
beberapa parameter QoS pada jaringan ATM, yaitu :
Delay
transfer sel maksimum / Maximum Cell Transfer Delay (maxCTD)
MaxCTD
merupakan delay yang dialami oleh sebuah sel mulai dari bit sel pertama
yang dikirimkan oleh sumber sampai bit terakhir yang diterima pada tujuan.
Delay pada jaringan ATM terdiri dari delay paketisasi, delay transmisi,
delay switching, delay antrian, dan delay reassembly.
Variasi
delay sel puncak ke puncak / Peak to Peak Cell Delay Variation (P2P-CDV)
P2P
CDV merupakan perbedaan Max CTD dan Min CTD terjadi selama koneksi berlangsung.
Rasio
sel hilang / Cell Loss Ratio (CLR)
CLR
merupakan persentasi sel hilang yang terjadi pada jaringan akibat dari error
maupun kongesti sehingga sel tidak sampai ke tujuan.
Rasio
sel error / Cell Error Ratio (CER)
CER
merupakan rasio jumlah sel yang dikirim mengalami error terhadap jumlah
total sel yang dikirimkan.
Rasio
kesalahan penyisipan sel / Cell Mis-insertion Ratio (CMR)
CMR
merupakan jumlah sel yang disisipkan pada tujuan yang salah per detik.
Rasio
blok sel error / Severely Errored Cell Block Ratio (SECBR)
SECBR
merupakan rasio blok sel yang error terhadap total sel yang dikirimkan.
Untuk
penjelasan parameter P2P-CDV dan maxCTD Forum ATM membuat sebuah model
probabilitas kepadatan transfer sel seperti yang terdapat pada Gambar 2.5. Dari
Gambar terlihat bahwa maxCTD terdiri dari fixed delay dan P2P-CDV.
Parameter Trafik ATM
Pada jaringan ATM, banyak
parameter-parameter yang digunakan untuk menentukan karakteristik dari koneksi
yang dibutuhkan oleh sumber trafik tertentu. Adapun parameter-parameter tersebut
adalah sebagai berikut :
Laju sel puncak / Peak Cell Rate (PCR)
PCR merupakan laju maksimum data yang bisa dikirimkan oleh
pengguna jaringan. Nilai maksimum dari PCR ini tergantung dari saluran
transmisi yang digunakan.
Laju sel yang dapat
ditangani / Sustainable Cell Rate (SCR)
SCR merupakan batas atas dari trafik rata-rata sel untuk sebuah
koneksi ATM. Sebuah sumber ATM tidak dapat mengirimkan data dengan laju yang
lebih besar dari SCR.
Ukuran maksimum burst /
Maximum Burst Size (MBS)
MBS merupakan jumlah sel
yang dapat dikirimkan oleh sumber ATM pada laju PCR.
Toleransi terhadap burst / Burst Tolerance (BT)
BT merupakan interval waktu setelah sumber ATM dapat kembali
mengirimkan data pada laju PCR.
Laju sel minimum / Minimum Cell Rate (MCR)
MCR merupakan laju sel minimum untuk sebuah koneksi. MCR
didefinisikan untuk aplikasi-aplikasi prioritas rendah yang membutuhkan
transfer yang handal.
Ukuran frame maksimum / Maximum Frame Size (MFS)
MFS merupakan ukuran maksimum AAL PDU untuk kategori layanan Guaranted
Frame Rate (GFR).
Connection Admission Control (CAC)
Dalam menangani trafik, jaringan ATM menyediakan fungsi Connection
Admission Control CAC). CAC berfungsi untuk menentukan apakah sebuah
permintaan sambungan akan diterima atau ditolak oleh jaringan dengan melihat
terlebih dahulu sumber daya yang dimiliki oleh jaringan.
Langkah
- langkah yang dilakukan oleh prosedur CAC adalah:
- Memeriksa QoS yang diminta oleh sambungan baru.
- Mencocokkan permintaan sambungan dengan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh jaringan dan menentukan apakah QoS bisa dijamin tanpa mengganggu sambungan yang sudah ada.
- Bila sumber daya yang dibutuhkan tersedia, maka sambungan baru akan diterima.
Usage Parameter Control (UPC)
Usage Parameter Control (UPC) merupakan prosedur yang digunakan pada jaringan ATM untuk
memonitor dan mengontrol trafik apakah setiap user menaati kontrak
trafik yang sudah disepakati. Tujuannya adalah untuk melindungi keseluruhan
sumber daya jaringan dari user yang melanggar kesepakatan kontrak trafik
agar QoS dari seluruh koneksi yang lain tidak terganggu.
Metode yang umum digunakan menentukan
kesesuaian sel adalah metode Generic Cell Rate Algorithm (GCRA).
Sedangkan algoritma yang banyak dipakai untuk mengontrol trafik pada ATM adalah
algoritma leaky bucket.
UPC dapat melakukan cell passing,
cell tagging, atau cell discarding. Cell tagging akan mengubah
atribut sel CLP= 0 menjadi CLP= 1 yang akan memiliki prioritas rendah dan
kemungkinan besar akan dibuang pada saat terjadi kongesti pada jaringan. Aksi cell
passing akan meloloskan sel di antrian, sedangkan cell discarding akan
membuang sel dari antrian.
Posting Komentar